Player

Sunday, September 29, 2013

PANDUAN UNTUK ME-REVIEW FILM DOKUMENTER "CONSUMING KIDS"


Diskusikan film ini dalam essay sebanyak 2 lembar, Times New Roman 12, spasi 1.5, dengan mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:


Mengapa kemampuan dan pengaruh berbelanja oleh anak-anak meningkat? Bagaimana media memiliki peran dalam hal ini? Apakah penggunaan media yang berlebihan harus dibatasi? Dapatkah kita mendeteksi sebuah problema disini? Bagaimana teknologi baru seperti internet, telepon genggam, dan media sosial membuat anak-anak menjadi lebih rentan terhadap pesan komersil lewat iklan? Menurut Anda, apakah manusia dapat diubah, dari usia yang sangat muda, menjadi "konsumen seumur hidup"? Apakah harus ditetapkan keterbatasan moral atas pendekatan para penggerak pemasaran terhadap anak-anak? Bagaimana hal ini dapat dilakukan?


UPDATE: Margin Top-Bottom : 2,5 ; Left-Right : 3

DOWNLOAD E-BOOK: COMMUNICATION, CULTURAL AND MEDIA STUDIES: THE KEY CONCEPTS

Buku ini merupakan salah satu bahan Ujian Tengah Semester.

File bisa di download di sini






Wednesday, September 25, 2013

ISU, PERANAN MEDIA, DAN DAMPAKNYA TERHADAP KONSUMEN

Contoh Issue #1 - Net Income Lady Gaga - Penyanyi



May 2011 to May 2012 Earnings: $52 Million
May 2010 to May 2011 Earnings: $90 Million
May 2009 to May 2010 Earnings: $62 Million
source: Forbes.com

Pada 22 Juli 2013 lalu, Lady Gaga duduk di posisi pertama Forbes' List of Top-Earning Celebs Under 30 dengan total pendapatan sekitar $80 M as of June 2013. Jumlah ini pun belum termasuk hitungan perkiraan penghasilan separuh dari Born This Way Ball Tour yang terpaksa dibatalkan akibat cedera pinggul yang dialaminya awal Januari lalu.
Pendapatan ini sebagian besar berasal dari Tour, penjualan album, merchandise, hingga promosi social media ataupun produk.

Sebagai seorang artist, Media sangat berperan penting dalam menentukan dan membentuk image Lady Gaga. diawali dengan dandanan nya yang khas dan berbeda, hingga kontroversi yang ia timbulkan, Lady Gaga berhasil memanfaatkan media sebagai sarana mendapatkan penghasilan. Lewat media pula nama Lady Gaga mulai terangkat dan akhirnya dikenal di seluruh penjuru dunia, sehingga membantu penjualan album dan merchandise. Dengan media yang menggambarkan Gaga sebagai the next Queen of Pop, audience jadi ikut tertarik dan penasaran hingga pada akhirnya ikut membeli dan menikmati karya Gaga yang fenomenal.


Beautiful, Dirty, Rich indeed



P.S. Don't forget to Pre-order ARTPOP on iTunes, and get her latest single "Applause" instantly:







Contoh Issue #2 - Game of Thrones Merchandising

Game of Thrones 4D Puzzle
Source: HBO Store: Game of Thrones

Game of Thrones adalah salah satu serial TV yang paling booming akhir-akhir ini. Serial fantasi ini ditayangkan di stasiun TV HBO, dan akan menginjak season ke empatnya pada awal tahun 2014 mendatang. Serial TV ini mengadaptasi dari serial novel karya George R. R. Martin, yang bertajuk "A Song of Ice and Fire". Sejak awal kemunculannya, serial ini langsung menjadi instant hits, memenangkan berbagai awards, dan memiliki fanbase yang tersebar diseluruh dunia. HBO melihat hal ini sebagai opportunity yang sangat bagus untuk mengeksploitasi kepopuleran serial Game of Thrones untuk meraup keuntungan yang lebih banyak lagi. Hal ini dilakukan dengan launching berbagai macam merchandise yang berhubungan dengan serial ini.

Berbagai jenis merchandise diluncurkan oleh HBO, mulai dari mug, keychain, mousepad, magnet kulkas, collectible statues, replika peta Westeros, Beer, hingga replika dari "Iron Throne" yang legendaris (seharga $30.000!). Sampai saat ini, terdapat 386 jenis merchandise Game of Thrones yang berbeda di situs official HBO, belum termasuk berbagai merchandise produksi luar yang mengambil lisensi dari HBO. Harga barang-barang tersebut pun tidak murah. Bisa Anda bayangkan berapa besar keuntungan yang diraih oleh HBO lewat kepopuleran serial Game of Thrones ini.



Apa yang terjadi hingga orang bisa tahu dan menjadi tergila-gila akan serial ini? Media.


Media Televisi merupakan media yang paling efektif untk menjangkau area yang luas. Semua orang menonton TV. Selain TV, media lain juga berperan dalam penyebaran virus Game of Thrones ini, seperti majalah perfilman, blog, hingga social media. Hal ini yang kemudian memicu para fans Game of Thrones untuk show-off, menunjukkan kecintaannya pada serial tersebut. Mereka butuh self-actualization, yang kemudian mereka salurkan dengan membeli merchandise GoT. Banyaknya pilihan merchandise juga memacu sifat konsumtif kita, karena pastinya kita tidak akan puas hanya dengan memiliki satu jenis merchandise. We might go Rampage, and HBO sees us as the best source of income
And I'm rooting for House Targaryen. GO DAENERYS

Visit the official Game of Thrones Store here: HBO Store: Game of Thrones

KRITIK IKLAN: INDOCAFE COFFEEMIX

Pada kesempatan kali ini, saya ingin mencoba mengkaji sebuah iklan produk minuman kopi sachet lokal. Iklan ini diletakkan pada cover belakang majalah TOTAL FILM INDONESIA #24, Edisi November 2011. Gambarnya terdapat di bawah ini

Indocafe Coffeemix
Iklan yang saya pilih adalah iklan INDOCAFE COFFEEMIX 3 in 1. Iklan ini merupakan one-page ad dan terletak di cover belakang majalah. Iklan ini memiliki layout yang simple, menampilkan foto full-body seorang wanita Indonesia berumur 20an sebagai ballerina di latar hitam pekat. Ballerina tersebut tampak sedang menari balet, dengan satu kaki diangkat di udara, seperti hendak melakukan pirouette. Pakaian dan tutu ballerina tersebut memiliki motif batik tradisional Indonesia, rambut ballerina dibuat bunhead. Terdapat teks "The perfect mix between international class and Indonesian taste."dengan font putih disebelah gambar ballerina. Gambar produk diletakkan di pojok kanan bawah dengan tagline The Perfect Mix dengan font berwarna cokelat. Logo Indocafe terletak di pojok kiri atas dengan ukuran kecil.

Pada permukaanya, iklan ini menggambarkan Indocafe Coffeemix sebagai produk yang berkelas Internasional, namun tetap dengan cita rasa tradisional yang sangat sempurna untuk lidah masyarakat Indonesia. Iklan ini secara tidak langsung mengemukakan bahwa dengan meminum produk Indocafe, akan menaikkan cita rasa dan kelas seseorang, sehingga seakan-akan konsumen adalah seorang penikmat kopi berkelas dan memiliki cita rasa yang tinggi.

Dengan layout yang simple dan background hitam, desainer berhasil memunculkan kesan mewah dan berkelas. Pemilihan balet yang memberikan kesan anggun juga mendukung konsep mewah dari iklan ini. Menurut saya, pembuat iklan ingin menciptakan kesan bahwa minum kopi sachet pun dapat terlihat mewah dan berkelas. 

Melihat keseluruhan iklan, saya mendukung dan berpendapat bahwa iklan ini cukup berhasil menarik perhatian. Seperti yang kita ketahui, sebagian besar penikmat kopi adalah kaum Pria, dan umumnya mulai remaja ke atas, sehingga pemilihan perempuan muda yang cantik sebagai attention point dari iklan ini cukup sukses membuat pembaca majalah berhenti untuk melihat. Ide menggabungkan balet yang merupakan tarian internasional dengan batik Indonesia juga saya rasa cukup menarik dan efektif, karena dapat secara langsung menunjukkan bahwa produk ini merupakan produk asli dari Indonesia. 


DECISION: I'm a preferred reader!

KONSEP UTAMA MEDIA: PART 2

I'm backkkkkk and now it's time to pick up where we left. Saya akan membahas 2 poin terakhir dari 4 konsep utama media.


3. Media mengutarakan ideologi dan pesan - pesan yang bersangkutan dengan norma

Apakah ideologi itu? Ideologi bisa berarti rangkaian asumsi kita tentang dunia, yang membentuk bagaimana kita berpikir mengenai persoalan yang kita hadapi, seperti peran gender, kedisiplinan, dan lain sebagainya. Ideologi bersifat pribadi dan kolektif: Setiap orang memiliki ideologi masing-masing, dan bersama orang lain yang memiliki ideologi serupa, mereka akan membentuk sebuah kelompok. Ideologi inilah yang kemudian dijadikan tolak ukur, yang kemudian membentuk norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Apakah Anda pernah bertanya-tanya, ideologi apa yang dipegang oleh media yang menyiarkan sebuah berita? Dengan perbedaan ideologi, tentunya cara mereka menyampaikan sebuah permasalahan akan berbeda pula. Sebagai contoh, apabila sedang membahas isu film terbaru, tentunya majalah perfilman akan memberikan lebih banyak informasi daripada majalah fashion remaja. Hal ini pula yang kemudian menimbulkan Preferred (Pendukung) dan Oppositional (Penentang) Reading, yakni perbedaan opini yang dimiliki oleh masyarakat dalam menghadapi suatu isu tertentu.


4. Media adalah bisnis yang memiliki kepentingan komersil yang mencari audience yang tepat sebagai konsumen/pembeli

Setiap bisnis sudah memiliki marketnya tersendiri. Sebagai contoh, bisnis perfilman Hollywood sekarang sudah merajai bioskop-bioskop tak hanya di America, namun di seluruh dunia. Dengan target audiens yang tepat, pembuat film-film ini dapat dengan mudah "mencuci otak" para penontonnya untuk membeli berbagai macam merchandise dari film-film favorite mereka. Tak sedikit orang yang rela mengocek kantong hingga jutaan rupiah demi sebuah action figure tokoh favorit mereka.

Saya sendiri mengakui bahwa saya juga seorang "korban" media. Dari EMPAT album yang di rilis oleh penyanyi asal Amerika, Vanessa Carlton, penyanyi yang naik daun berkat lagu hits-nya A Thousand Miles, sampai saat ini saya memiliki sekitar DELAPAN PULUH CD Vanessa Carlton yang berbeda, baik berbeda negara perilis, CD single yang tidak dirilis di Indonesia, hingga promotional CD yang tidak dijual bebas dipasaran. Mungkin bila ditotal, saya sudah menghabiskan hampir 10 juta Rupiah untuk koleksi saya ini (Belum termasuk Kaset, Poster, memorabilia, bahkan CD dari beberapa artis lain seperti Regina Spektor, Florence + the Machine, Ellie Goulding, Lady Gaga, etc.)

Bayangkan bila media tidak memperkenalkan saya kepada Vanessa Carlton. I'll be 10mil richer now.

P

Thursday, September 19, 2013

KONSEP UTAMA MEDIA: PART 1

Terdapat 4 konsep utama tentang media:

1. Media mengkonstruk atau membangun realita
2. Media memiliki bentuk, kode, dan konvensi / kebiasaannya tersendiri
3. Media mengutarakan ideologi dan pesan - pesan yang bersangkutan dengan norma
4. Media adalah bisnis yang memiliki kepentingan komersil yang mencari audiens yang tepat sebagai konsumen/pembeli

Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas secara singkat poin pertama dan kedua dari konsep tersebut. Mungkin bahasan kali ini akan sedikit dikarenakan keabsenan saya pada perkuliahan di hari tersebut. yea well, i'll just try


1. Media mengkonstruk atau membangun realita

Pastinya anda semua pernah menyaksikan sebuah wild documentary mengenai kehidupan di alam liar, bagaimana media mengesankan betapa berbahaya dan buasnya kehidupan para hewan di sana. Kita diajak menyaksikan bagaimana seekor singa memangsa seekor rusa yang sedang minum di sungai. Bagaimana seekor pejantan berkelahi dengan sesamanya hanya karena seekor buruan.

Mengapa mereka menayangkan adegan seperti ini? Apakah adegan yang berdurasi beberapa menit ini cukup menyimpulkan kehidupan di hutan belantara?

Semua kembali pada tujuan awal media tersebut menayangkan film dokumenter ini. Mereka berusaha membangun pencitraan bahwa hutan rimba adalah tempat yang berbahaya, bahwa singa adalah binatang buas yang mengerikan.

Dan mereka berhasil.

Contoh lain yang sering kita saksikan sehari-hari adalah bagaimana kita menilai "kecantikan". Iklan - iklan shampoo di TV sudah cukup berhasil mencuci otak kita, bahwa sebagai orang Asia, cantik berarti memiliki rambut hitam panjang lurus yang lebat, kuat, dan bersinar.

Lalu, apakah perempuan berambut ikal dan kemerahan tidak cantik?


2. Media memiliki bentuk, kode, dan kebiasaannya sendiri

Setiap media tentunya memiliki caranya masing-masing agar pesan yang mereka miliki dapan tersampaikan dengan maksimal kepada para target audiensnya. Oleh karena itu, sang pemilik pesan harus cermat dalam memilih media apa yang akan ia gunakan untuk menyampaikan pesannya. Sebagai contoh, media televisi akan menekankan pada aspek audio visual, media radio akan menekankan pada penggunaan berbagai macam audio, media surat kabar akan menekankan pada aspek visual.

Sebagai contoh, sebuah produk kecantikan wajah sebaiknya menggunakan media TV atau media cetak sebagai medium dalam mempromosikan produknya. Dengan memanfaatkan aspek visual dari kedua media tersebut, pemilik produk dapat menggunakan model berwajah halus dan putih untuk "menghipnotis" para audiens agar membeli produk tersebut. Hal ini juga berhubungan dengan konsep utama media ke 4, yang akan dibahas dalam beberapa hari kedepan.


Remember what Marshall McLuhan told us:


" The medium is the message"